Kumpulan Kata-kata Catatan Mata Najwa Terbaik

Hari ini saya akan berbagi kumpulan Catatan Mata Najwa. Mata Najwa adalah program talkshow unggulan Metro TV yang dipandu oleh jurnalis senior, Najwa Shihab. Talkshow ini ditayangkan setiap hari Rabu pukul 20:05 hingga 21.30 WIB dan langsung saja ke intinya berikut ini:

Belajar Dari Habibie
Dunia yang bermakna hanya terjadi, jika tujuan hidup bukan tentang diri sendiri.
Habibie salah satu contoh teladan, menyiapkan Indonesia untuk masa depan.
Merintis jalan berisi separuh mimpi, Indonesia yang berdikari dalam teknologi.
Anak muda lekaslah menyiapkan diri, menyongsong hidup sebagai karya bukan perlombaan ego diri.
Kita perlu belajar dari Habibie, dihargai di negeri jauh namun memilih membangun negerinya sendiri.
Bukan kepintaran & penampilan yang mendefinisikan kita, melainkan perbedaan yang kita buat untuk hidup sesame.
Sepenggal sejarah kepemimpinan Habibie, selalu punya makna untuk setiap generasi.
Mencintai Indonesia apa adanya, berkiprah dengan segala yang kita bisa.


Panggung God Bless
Teruntuk mereka yg bersemangat muda, musik rock adalah makanan bagi jiwa.
Rock yang memancing teriakan dan jejingkrakan, adalah anarki yang mencairkan tatanan.
God Bless pernah jadi katarsis bagi yang berjiwa muda saat politik hanya “sekadar panggung sandiwara.”
Sebab pecinta musik rock menghargai kejujuran sikap terbuka “tanpa hiasan tanpa lukisan.”
Daripada menjilat penguasa yang tingkahnya bikin geli, mereka lebih suka “menjilati matahari”.
Jiwa-jiwa gelisah yang mencari “semut hitam” di antara sumpek dan pengapnya kehidupan.
Mereka menyukai “bukit yang terbuka”, “sebatang sungai yang membelah cerahnya huma.”
Mari bersuka jangan berdusta, dengan musik rock sebagai pengantarnya.
Lompat-lompatlah ke udara sambil teriak sekeras-kerasnya.
Tak ada yang bisa menjadi penghalang, sebab “rumah kita hanya berpagar alang-alang.”
Panjang umurlah hai God Bless. Karena sungguh engkau ini milik kita.


Siapa Layak Pimpin KPK
Mencari komisioner KPK butuh negarawan, mereka yang tahu apa yang jadi kebutuhan.
Paham apa masalah negara ini dimulai dengan melepaskan kepentingan dana filiasi.
Butuh seluruh dukungan politik untuk KPK bekerja dari kepala negara hingga wakil rakyat kita.
Tak ada capim yang layak tanpa proses dan seleksi yang ketat.
Hebat memutuskan sosok berkualitas, berani mengabaikan yang tak pantas.
Komisioner KPK bukan hasil politik representasi, tak otomatis hakim, jaksa atau polisi.
Memutuskan komisoner selalu soal kapasitas dan tentu saja kejelasan integritas.
Kita butuh KPK baru yang berwibawa di saat yang sama bijak untuk bekerja sama.
Menjadikan sesama penegak hukum sebagai mitra seraya terus membersihkan sapu kotor mereka.


Penyeru Perlawanan
Dalam dunia penuh pura-pura, anak muda sibuk memisahkan dusta dari kata.
Mereka ada di hutan dan tanah kita di lorong pabrik dan di jalan raya.
Pemuda tak sempat jadi anak manis melihat kepongahan terasa begitu sinis.
Ruang publik didefinisikan oleh uang, air di kampung pun kering kerontang.
Alam berubah menjadi bencana atas nama investasi sudi dikeruk dan dijarah.
Bagaimana anak muda bisa diam ketika aparat justru miskin teladan.
Apa yang salah dibenarkan, tersesat dalam pekatnya konflik kepentingan.
Mari menyeru perlawanan lewat berbagai cara. Bekerja, mencipta, bersuara, bergerak dalam karya.
Karena asa tidak hanya ada di tangan penguasa  tapi ‎dalam kehendak warga yang berdaya.

Belajar dari Jenderal Sudirman
Pemimpin seperti Jenderal Soedirman tak akan pernah meninggalkan barisan.
Ia bersedia menderita karena rakyat juga sedang merasakan nestapa.
Daripada menyerah dan diasingkan, ia memilih gerilya di dusun dan pegunungan.
Tidur di gubuk yang sama dengan pasukannya, makan dengan menu serupa dengan rakyatnya.
Soedirman manunggal dengan rakyat, ia tak berjarak dengan yang melarat.
Karena memimpin adalah juga menderita, bukan bermewah-mewah dengan harta.
Dengan itulah ia memperjuangkan kemerdekaan dengan mempertaruhkan semua kemungkinan.
Sebab kemerdekaan yang tak diperjuangkan, tidak akan pernah dimenangkan.
Generasi berikutnya yang harus melanjutkan agar pengorbanan generasi soedirman tak disia-siakan.
Karena kemerdekaan yang gagal diisi hanya akan menjadi narasi yang penuh basa-basi.


Dagang Perkara
Profesi penegak hukum begitu terhormat, sedemikian se‎hingga godaannya sangat hebat.
Tercantum dalam kode etik pengacara, larangan menerima kasus semata imbalan melainkan tegaknya keadilan dan kebenaran.
Tetapi kode etik sering hanya jadi kata petuah, kalah nyata dengan tekanan harta dan tahta.
Pengacara tereduksi sebatas calo perkara, pegawai tata usaha pun merangkap perantara.
Putusan hakim bisa menjadi komoditi diserahkan kepada penawar tertinggi.
Pintu peradilan seharusnya jadi cermin harga diri, aparat penegak hukum yang masih punya kebanggaan profesi.
Jangan biarkan kebenaran dan kepastian hukum terapung di antara uang dan kuasa yang mengepung‎.


Berburu Tahta Daerah
Ratusan pilkada jangan menjadi sekadar seremoni, suksesi harusnya bukan sekadar arena negosiasi.
Kandidat mesti dipilih dengan kehati-hatian jangan abaikan etika dan asas kepatutan.
Pilkada memang perkara kalah menang namun calon-calon bermasalah janganlah diberi kesempatan.
Peraturan seringkali bisa disiasati namun asas kepatutan dan etika janganlah dikhianati.
Jika partai mengaku anti korupsi, mengapa calonkan kandidat yang terindikasi.
Menyedihkan jika tersangka menjadi kandidat, kepemimpinan akan rentan khianat pada amanat.
Para pemilih harus diberi kandidat bermutu agar Pilkada tak jadi pesta yang sambil lalu.
Publik jangan memilih secara acak, kandidat harus dinilai berdasar rekam jejak.
Sebab nasib kita bukan untuk coba-coba karena aset daerah bukan untuk para penjarah.


Demi Sepak Bola
Demi sepak bola kita tak berhenti berusaha.
Meski persoalan terus berulang dan masalah itu-itu saja yang datang.
Dari minimnya prestasi, kompetisi yang dimanipulasi hingga konflik bertahun-tahun tanpa solusi.
Padahal negeri ini negeri bola sejak lahir.
Hikayat bercerita tentang sepak bola di kaki bapak bangsa yang mahir.
Mari kembali melihat sepak bola sebagai olah raga yang menggembirakan.
Tentang suka cita di lapangan serta tangis dan tawa suporter melihat klub kesayangan.
Kecintaan yang mestinya dirawat dan mendatangkan kebanggaan.
Karena sepak bola sejatinya alat pemersatu.
Demi sepak bola, sudah waktunya kita tegas memangkas benalu.

Sumber:http://matanajwa.com/

0 Response to "Kumpulan Kata-kata Catatan Mata Najwa Terbaik"

Post a Comment